Kiat Sukses Para Peraih Nilai Tertinggi UN SMP 2016

Kiat Sukses Para Peraih Nilai Tertinggi UN SMP 2016

\"JIBI/SOLOPOS/Agoes

Membaca, Belajar, dan Beribadah

Meskipun hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP sederajat di Provinsi Bengkulu baru akan disampaikan hari ini (11/6) di masing-masing sekolah, sekolah dan siswa yang peraih nilai UN tertinggi sudah diketahui dari rilis Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, Jumat (10/6). Berikut ada 3 orang siswa yang mampu meraih UN tertinggi tahun ini. Bagaimana kiat mereka bisa sukses meraih nilai sempurna, ini ceritanya.

ARI, ENDANG, RIZDA, Bengkulu

Siswa peraih UN SMP tertinggi se-Provinsi Bengkulu tahun ini berada di Kabupaten Rejang Lebong. Namanya Hanifah Harahap (15), siswi SMP Negeri 1 Curup. Buah hati pasangan Alm Abdul Jamal Harahap SPd dan Nuryani Rambe ini lahir di Curup, 05 September 2001 lalu.

Darah cerdas yang dimiliki Hanifah turun dari almarhum ayah, yang merupakan guru mata pelajaran Matematika di SMKN 1 Curup.

Saat Bengkulu Ekspress menyambangi kediamannya di Jalan MH Thamrin Kelurahan Air Rambai Kecamatan Curup, raut muka bahagia terpancar jelas baik dari wajah Hanifah maupun sang ibu yang menemaninya. \"Alhamdulillah,\" ucapan syukur yang keluar dari mulut Hanifah dengan mata berkaca-kaca saat Bengkulu Ekspress memberi tahu bahwa ia meraih nilai tertinggi UN tingkat SMP di Provinsi Bengkulu dengan total nilai sebesar 385.

Hanifah menyatakan, menjadi nomor satu di Rejang Lebong maupun Provinsi Bengkulu memang sudah menjadi targetnya, meskipun ia mengakui selama tiga tahun duduk di bangku SMP Negeri 1 Curup tidak pernah meraih 3 besar. Hanya 10 besar. Namun karena keinginannya yang kuat ia berusaha agar bisa menjadi terbaik di tahun 2016 ini.

Diceritakan Hanifah, untuk memperoleh nilai tertinggi tersebut tidak banyak persiapan yang ia lakukan. Bahkan untuk belajar sendiri tidak terlalu banyak terkecuali saat mendekati UN saja. Sekitar satu bulan sebelum UN ia baru mulai belajar dengan serius dengan sistem belajar kelompok dengan tiga orang temannya dengan bergantian tempat kadang di rumah Hanifah kadang di rumah kawanmya. \"Selain itu, saya juga sore ikut bimbel (bimbingan belajar) kemudian saat malam hari saya ngulang pelajaran baik yang disekolah maupun dibimbel, terkadang sampai jam 11 malam (23.00 WIB),\" aku Hanifah.

Selain rajin belajar, Hanifah juga mengaku selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara rutin melaksanakan puasa sunah Senin dan Kamis. Selain itu ia juga sering mendirikan Salat Dhuha dan dibantu Salat Tahajud oleh sang ibu. Ia juga bernazar akan berpuasa selama dua hari dan sang ayah sudah tiada juga bernazar akan bersedekah kepada anak yatim bila sang anak lulus. Sayangnya, 2 minggu sebelum Hanifah mengikuti UN, ayahnya meninggal.

Menurut keterangan sang ibu, Nuryani, Hanifah memang sudah berprestasi sejak bangku SD, yakni meraih peringkat 3 besar dikelasnya. Selain itu, sejak kecil Hanifah memang suka membaca buku. Saking gemarnya membaca buku, saat ini matanya sudah minus 3,5. \"Kalau dikasih duit, pasti untuk dibelikan buku,\" ungkap Nuryani.

Mata pelajaran yang paling digemari oleh Hanifah adalah Matematika dan Bahasa Inggris. Jadi wajar saja bila nilai pada mata pelajaran matematika, Hanifah mendapat nilai 100. Diakui Nuryani, kecerdasan yang dimiliki sang anak tidak terlepas dari peran sang ayah, yang selalu menerapkan peraturan yang ketat dirumahnya.

Aturan yang dibuat sang ayah untuk Hanifah dan saudara lainnya adalah televisi di rumah tidak boleh dihidupkan mulai dari setelah datang waktu Salat Magrib hingga pukul 22.00 WIB terkecuali hari libur. Pada jam tersebut baik Hanifah maupun saudaranya yang lain harus belajar. \"Selain itu, ayahnya juga sering memberikan motivasi dengan memberikan sejumlah uang bila mereka mendapat peringkat di kelas,\" aku Nuryani.

Nidaul Hasanah, Peraih Nilai UN Tertinggi Madrasah Lain lagi cerita, Nidaul Hasanah, siswa peraih prestasi akademik tertinggi hasil UN tingkat madrasah ibtidaiyah. Putri kedua dari pasangan Syahril dan Hartiyana itu, mampu mengumpulkan nilai total UN 354.0, dari empat mata pelajaran yang di-UN-kan. Ayahnya seorang PNS guru agama di SDN 04 Seluma dan ibunya seorang penjahit di Jalan Depati Payung Negara, Pagar Dewa, Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.

Nidaul Hasanah dan ibunya Hartiyana, mengaku terkejut ketika disuruh datang ke sekolah oleh kepsek, kemarin. Keduanya sempat bingung kenapa dipanggil ke sekolah. Setelah dijelaskan, Nidaul terlihat kaget. \"Saat ditelepon pihak sekolah, saya bingung sudah siang kok disuruh ke sekolah,\" ujarnya.

Nidaul tidak menduga kalau dirinya mampu mengukir prestasi sebagai siswa peraih nilai UN tingkat madrasah terbaik se-Provinsi Bengkulu. Siswi MTsN 1 Kota Bengkulu yang dikenal pendiam, cerdas itu, mampu mengumpulkan total nilai Ujian Nasional 354.

Disingung cara belajar untuk mampu meraih prestasi sempurna seperti sekarang, putri kelahiran 9 Oktober 2000 inipun mengaku, kalau soal belajar tidak jauh berbeda dengan siswa lainnya. Hanya saja kunci keberhasilannya belajar fokus, berdoa dan tawakal. \"Saya belajar sambil dengar musik, dan mengikuti belajar tambahan di sekolah,\" akunya.

Orang tua Nidaul, Hartiyana mengaku tidak ada perlakuan yang khusus dalam mendidik anak-anaknya, mereka diberikan kebebasan untuk berekspresi. \"Tidak ada pemaksaan untuk belajar, kapan dia (Nidaul) mau belajar ya belajar, biasanya dia belajar pada malam hari, dan saat semua orang sudah tidur, \" ujarnya singkat.

Kepala MTsN 1 Kota Bengkulu, Karmila S.Ag MM mengaku bang dengan hasil UN anak didiknya. \"Kami baru tahu dari media, dengan hasil ini kami sangat bangga, dengan hasil UN siswa, terutama bidang studi Bahasa Indonesia dan IPA sangat tinggi, \" ungkapnya.

Salma, Suka Membaca Sejak Kecil

Sementara Salma Sayyidatussauqiyah, siswi SMP IT Iqra\' Kota Bengkulu ini, merupakan peraih UN keempat se-Provinsi Bengkulu. Salam yang yang lahir di Bengkulu 21 September 2000 ini, mengantongi total nilai UN 380. Dengan rincian, nilai Bahasa Indonesia 94, Bahasa Inggris 96, Matematika 97,5 dan IPA 92,5.

\"Puji syukur dan sangat senang dengan nilai yang dapat diraih. Saya tidak pernah berharap bisa menjadi yang tertinggi, apalagi se-provinsi. Saingan di sekolah saja berat apa lagi di tingkat provinsi,\" ujar Salma, kemarin. (10/6)

Prestasi yang diraih, tak lepas karena usaha, do\'a, dukungan dari sekolah serta kedua orang tua tercinta. Anak dari Sutopo SKM dan Dewi Puspitasari AmAk ini, mengaku memiliki kegemaran membaca sejak kecil. Deretan komik yang tersusun rapi di dalam kamarnya merupakan sebagian kecil dari jenis bacaan yang sering dibaca.

Sebelum UN, Salma sangat giat belajar dan beribadah. Menurutnya, semakin sering mendekatkan diri dengan Tuhan maka perasaannya dalam menghadapi masalah akan semakin tenang.

Ibunda Salma, Dewi merasa sangat bangga atas prestasi yang diperoleh anak sulungnya itu. Selama masa UN, Dewi tidak pernah memaksa Salma untuk selalu belajar, justru ia selalu mengingatkan agar tetap menjaga kesehatan. \"Kalau saya tidak pernah memaksa Salma beajar. Alhamdulillah, memang dari anaknya sendiri yang selalu bersemangat dan ingin mendapatkan nilai baik. Sekolah mana yang diminati untuk selanjutnya, saya selaku orang tua hanya mendukung saja,\" kata Dewi.

Kepala Sekolah SMP IT Iqra\' Kota Bengkulu, Winarko SPd, mengaku terharu atas apa yang dicapai siswinya. \"Salma memang anak yang rajin, cerdas dan suka bergaul. Tidak jarang Salma mendapat juara pada perlombaan akademik, khususnya pelajaran Biologi,\" ungkapnya.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: